Minggu, 14 Agustus 2011

Berkaca dari 17 Agustus dan 17 Ramadhan

Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 Masehi yang bertepatan dengan 17 Ramadhan 1367 Hijriah. Melihat kenyataan ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa pada bulan puasa pun para pendahulu kita tetap berjuang! Bukan bermalas-malasan.

Mengapa Proklamasi bangsa ini bertepatan dengan Nuzulul Quran? Apakah ini hanya kebetulan belaka, sengaja diciptakan, atau ada kekuatan lain yang merencanakannya? Wallahu 'alam.

Hanya saja, yang pasti terdapat tiga angka 17 yang menjadi angka sakral bagi bangsa Indonesia, terutama bagi penduduknya yang mayoritas muslim, yakni 17 Agustus (Proklamasi), 17 Ramadhan (Nuzulul Quran), dan 17 Rakaat (shalat).    

Lantas, apa hubungannya antara 17 Agustus dengan 17 Rakaat dan 17 Ramadhan?

Di dalam Pembukaan UUD 1945 tertulis, "Dengan berkat Rahmat Allah SWT…." Sungguh sebuah pengakuan yang jujur dari para pemimpin kita dahulu bahwa Proklamasi 17 Agustus hanya bisa diperoleh dengan berkat rahmat Allah SWT. 

Tanpa rahmat Allah SWT, sulit dibayangkan bahwa kemerdekaan ini akan diraih. Jenderal mana yang berani bertaruh, bambu runcing bisa mengalahkan meriam? Ahli strategi perang mana yang berani menjamin bahwa tentara dadakan mampu bertempur dan menang melawan tentara Belanda yang profesional? 

Para pejuang kita dahulu, yang walaupun tidak semuanya namun sebagian besar adalah umat Islam, tidak hanya bergerilya keluar masuk hutan membawa bambu runcing dan senjata seadanya, tapi mereka juga menggunakan 17 Rakaat sebagai media untuk memohon kepada Allah SWT agar kemerdekaan bisa diraih. 

Sehingga ketika kemerdekaan dicapai, fakta historis itu dicatat dalam sebuah ungkapan jujur, "Dengan berkat rahmat Allah SWT…".

Demikianlah kita bisa melihat adanya keterkaitan yang jelas antara 17 rakat dengan makna 17 agustus. Lalu apa hubungannya dengan 17 Ramadhan?

Seperti kita ketahui, 17 Ramadhan adalah saat diturunkannya Alquran, yang ayat pertamanya adalah "Iqra" (Bacalah!). Apa yang perlu dibaca? Ayat Allah, baik alam ini maupun wahyu Allah, Alquran. Dengan firman pertama itu, seolah-olah Allah berkata, "Bacalah alam ini, pelajari, dan budidayakan untuk kemaslahatan kalian semua! Bacalah Alqur’an sebagai pedoman hidup kalian".

Keduanya harus kita jalankan dalam rangka menjaga keseimbangan antara hati dan otak. Mengharmoniskan hubungan antara kemajuan intelektual dengan kemantapan akidah. 

Dari ketiga angka sakral 17 tersebut, bisa disimpulkan bahwa dengan melaksanakan 17 Rakaat kita isi 17 Agustus dengan berpedoman pada petunjuk yang turun di 17 Ramadhan. 

Semoga ketiga 17 itu tetap terpatri di hati para pemimpin bangsa, sehingga mampu mengantarkan negeri ini menuju masyarakat adil dan makmur di bawah naungan ridho Allah SWT. 

Selamat menunaikan ibadah shaum Ramadhan 1432 Hijriah. (dari berbagai sumber)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar