Kamis, 18 Agustus 2011

Mengenal Biopori


Biopori adalah lubang-lubang di dalam tanah yang terbentuk akibat berbagai akitifitas organisma di dalamnya, seperti cacing,  perakaran tanaman, rayap dan fauna tanah laiinya. Lubang-lubang yang terbentuk akan terisi udara, dan akan menjadi tempat berlalunya air di dalam tanah (Tim Biopori IPB, 2007). Teknologi Biopori ini ditemukan oleh Ir. Kamir Raziudin Brata MSc, peneliti dan dosen Department Ilmu Tanah dan Sumber Daya Alam IPB tahun 1976. Sebelum di publikasikan ke masyarakat telah digunakannya selama 20 tahun.


Secara alamiah, lubang biopori secara alami terbentuk oleh cacing dan lubang yang terbentuk oleh aktifitas akar tanaman. Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah,  dengan perkataan lain akan dapat mengurangi bahaya banjir yang mungkin terjadi.

Secara alami kondisi seperti itu dapat dijumpai pada lantai hutan dimana serasah atau bahan organik terumpuk di bagian permukaan tanah. Bahan organik ini selanjutnya menjadi bahan pakan (sumber energi) bagi berbagai fauna tanah untuk melakukan aktifitasnya termasuk membentuk biopori. Pada ekosistem lantai hutan yang baik, sebagian besar air hujan yang jatuh dipermukaannya akan diresapkan kedalam tanah.

Ekosistem demikian dapat ditiru di lokasi lain dengan membuat lubang vertikal kedalam tanah. Lubang-lubang tersebut selanjutnya diisi bahan organik, seperti sampah-sampah organik rumah tangga, potongan rumput atau vegetasi lainnya, dan sejenisnya. Bahan organik ini kelak akan dijadikan sumber energi bagi organisme di dalam tanah sehinga aktifitas mereka akan meningkat. Dengan meningkatnya aktifitas mereka maka akan semakin banyak biopori yang terbentuk.

Kesinergisan antara lubang vertikal yang dibuat dengan biopori yang terbentuk akan memungkinkan lubang-lubang ini dimanfaatlkan sebagai lubang peresapan air artifisial yang relatif murah dan ramah lingkungan.


Manfaat Biopori


Berdasarkan Publikasi Tim Biopori IPB (2007) dijelaskan manfaat dari penerapan biopori adalah sebagai berikut:

1.    Meningkatkan daya resapan air.
Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm2 atau hampir 1/3 m2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78,5 cm2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm2.
Dengan adanya aktivitas fauna tanah pada lubang resapan maka biopori akan terbentuk dan senantiasa terpelihara keberadaannya. Oleh karena itu bidang resapan ini akan selalu terjaga kemampuannya dalam meresapkan air. Dengan demikian kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.


2.    Mengubah Sampah Organik Menjadi Kompos
Lubang resapan biopori "diaktifkan" dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai kompos. Melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai "pabrik" pembuat kompos. Kompos dapat dipanen pada setiap periode tertentu dan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi mereka yang senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari lubang biopori adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.


3.    Memanfaatkan Fauna Tanah dan atau Akar Tanaman
Lubang Resapan Biopori diaktikan oleh organisme tanah, khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang akan dijadikan "saluran" air untuk meresap ke dalam tubuh tanah
Dengan memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya. Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan memelihara biodiversitas dalam tanah.
Dengan munculnya lubang-lubang resapan biopori dapat dicegah adanya genangan air, sehingga berbagai masalah yang diakibatkannya seperti mewabahnya penyakit malaria, demam berdarah dan kaki gajah (filariasis) akan dapat dihindari.

Implementasi di Rt 11 Nusaraya Residence 1

Biopori bisa menjadi alternatif solusi banjir air hujan yang kerap terjadi pada blok B/C/D akibat kesalahan design drainage dari developer. Air hujan dapat dialirkan ke lubang-lubang biopori, sehingga diharapkan genangan air hujan bisa dikurangi bahkan mungkin dihilangkan.

Cara Pembuatan Biopori


Cara pembuatan biopori adalah sebagai berikut:

1.    Buat lubang silindris secara vertikal ke dalam tanah dengan diamter 10 cm. Kedalaman kurang lebih 100 cm atau tidak sampai melampaui muka air tanah bila air tanahnya dangkal. Jarak antar lubang antara 50 - 100 cm
2.    Mulut lubang dapat diperkuat dengan semen selebar 2 - 3 cm dengan tebal 2 cm di sekeliling mulut lubang.
3.    Isi lubang dengan sampah organik yang berasal dari sampah dapur, sisa tanaman, dedaunan, atau pangkasan rumput
4.    Sampah organik perlu selalu ditambahkan ke dalam lubang yang isinya sudah berkurang dan menyusut akibat proses pelapukan.
5.    Kompos yang terbentuk dalam lubang dapat diambil pada setiap akhir musim kemarau bersamaan dengan pemeliharaan lubang resapan.

Sumber : www.biopori.com
Lokasi pembuatan LRB antara lain dapat dilakukan :
1. Di dasar saluran yang semula dibuat untuk membuang air hujan, atau
Sumber : www.biopori.com
2. Di dasar alur yang dibuat di sekeliling batang pohon, atau
Sumber : www.biopori.com
3. Pada batas taman
Sumber : www.biopori.com
Ada 3 manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan LRB yaitu :
1. Meningkatkan daya resapan air
2. Mengubah sampah organic menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan)
3. Memanfaatkan peran aktifitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.

Ulasan lengkap dan mendetail mengenai LRB dan cara pembuatannya dapat dilihat dalam situs : http://www.biopori.com

Minggu, 14 Agustus 2011

Berkaca dari 17 Agustus dan 17 Ramadhan

Bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945 Masehi yang bertepatan dengan 17 Ramadhan 1367 Hijriah. Melihat kenyataan ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa pada bulan puasa pun para pendahulu kita tetap berjuang! Bukan bermalas-malasan.

Mengapa Proklamasi bangsa ini bertepatan dengan Nuzulul Quran? Apakah ini hanya kebetulan belaka, sengaja diciptakan, atau ada kekuatan lain yang merencanakannya? Wallahu 'alam.

Hanya saja, yang pasti terdapat tiga angka 17 yang menjadi angka sakral bagi bangsa Indonesia, terutama bagi penduduknya yang mayoritas muslim, yakni 17 Agustus (Proklamasi), 17 Ramadhan (Nuzulul Quran), dan 17 Rakaat (shalat).    

Lantas, apa hubungannya antara 17 Agustus dengan 17 Rakaat dan 17 Ramadhan?

Di dalam Pembukaan UUD 1945 tertulis, "Dengan berkat Rahmat Allah SWT…." Sungguh sebuah pengakuan yang jujur dari para pemimpin kita dahulu bahwa Proklamasi 17 Agustus hanya bisa diperoleh dengan berkat rahmat Allah SWT. 

Tanpa rahmat Allah SWT, sulit dibayangkan bahwa kemerdekaan ini akan diraih. Jenderal mana yang berani bertaruh, bambu runcing bisa mengalahkan meriam? Ahli strategi perang mana yang berani menjamin bahwa tentara dadakan mampu bertempur dan menang melawan tentara Belanda yang profesional? 

Para pejuang kita dahulu, yang walaupun tidak semuanya namun sebagian besar adalah umat Islam, tidak hanya bergerilya keluar masuk hutan membawa bambu runcing dan senjata seadanya, tapi mereka juga menggunakan 17 Rakaat sebagai media untuk memohon kepada Allah SWT agar kemerdekaan bisa diraih. 

Sehingga ketika kemerdekaan dicapai, fakta historis itu dicatat dalam sebuah ungkapan jujur, "Dengan berkat rahmat Allah SWT…".

Demikianlah kita bisa melihat adanya keterkaitan yang jelas antara 17 rakat dengan makna 17 agustus. Lalu apa hubungannya dengan 17 Ramadhan?

Seperti kita ketahui, 17 Ramadhan adalah saat diturunkannya Alquran, yang ayat pertamanya adalah "Iqra" (Bacalah!). Apa yang perlu dibaca? Ayat Allah, baik alam ini maupun wahyu Allah, Alquran. Dengan firman pertama itu, seolah-olah Allah berkata, "Bacalah alam ini, pelajari, dan budidayakan untuk kemaslahatan kalian semua! Bacalah Alqur’an sebagai pedoman hidup kalian".

Keduanya harus kita jalankan dalam rangka menjaga keseimbangan antara hati dan otak. Mengharmoniskan hubungan antara kemajuan intelektual dengan kemantapan akidah. 

Dari ketiga angka sakral 17 tersebut, bisa disimpulkan bahwa dengan melaksanakan 17 Rakaat kita isi 17 Agustus dengan berpedoman pada petunjuk yang turun di 17 Ramadhan. 

Semoga ketiga 17 itu tetap terpatri di hati para pemimpin bangsa, sehingga mampu mengantarkan negeri ini menuju masyarakat adil dan makmur di bawah naungan ridho Allah SWT. 

Selamat menunaikan ibadah shaum Ramadhan 1432 Hijriah. (dari berbagai sumber)


Jumat, 12 Agustus 2011

PELAYANAN E-KTP TELAT

Pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP) elektronik (e-KTP) di Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Serang terlambat. Hal itu karena, alat pembuatan e-KTP belum dikirim pemerintah pusat.Menurut Kepala Disdukcapil Kabupaten Serang Agus Ma'mun, seharusnya penerapan e-KTP di Kabupaten Serang dimulai Agustus 2011. "Akan tetapi, sampai saat ini, alatnya belum datang dari pusat. Jadi, belum bisa memberikan pelayanan," katanya, Kamis (4/8).Agus mengungkapkan, alat yang belum dikirim dari pusat, yaitu instalasi dan perlengkapan untuk merekam tanda tangan, sidik jari, iris mata dan foto. Alat-alat tersebut diistribusikan dari Australia. "Perangkat ini, seharusnya sudah datang sejak Juli 2011. Kami tidak mengetahui, mengapa pengiriman alat tersebut terhambat. Informasi yang kami terima, batas akhir pengiriman alat-alat ke daerah, yaitu 15 Agustus 2011," tuturnya.Sebelumnya, kata Agus, Disdukcapil menargetkan perekaman data 1.060.000 penduduk Kabupaten Serang yang wajib KTP selesai 16 Desember 2011, karena setiap satu alat, dapat merekam data 150 penduduk setiap harinya. 
"Kami menargetkan sampai 16 Desember. Akan tetapi, karena terkendala keterlambatan alat, kemungkinan melewati 16 Desember 2011," katanya.
Kalaupun tidak semua terekam, kata Agus, pihaknya akan tetap memberikan pelayanan secara reguler pada 1 Januari 2012.
Terkait biaya, kata Agus, akan dikoordinasikan terlebih dahulu, apakah dibebankan Rp10.000 atau gratis. "Kami berharap, semuanya selesai Desember," ungkapnya.
Agus mengatakan, dalam program e-KTP, pemkab mengalokasikan anggaran Rp1,8 miliar. Anggaran itu, digunakan untuk operasional, honor, sosialisasi dan ATK.
Sementara, terkait bimbingan teknis, Kepala Bidang Informasi Administrasi Kependudukan Disdukcapil Kabupaten Serang Muhammad Fitri mengatakan, bimbingan diberikan kepada 176 operator pelayanan e-KTP, dua orang di antaranya dari Disdukcapil dan 174 orang dari kecamatan. "Satu alat operator ditangani dua operator," tuturnya. (H-40)***